Jumat, 28 Oktober 2022

BIOTEKNOLOGI

 

Bioteknologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kristal insulin.

Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakterifungivirus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzimalkohol,antibiotik, asam organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimiakomputerbiologi molekularmikrobiologigenetikakimiamatematika, dan lain sebagainya.[1] Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan birroti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksinantibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetikakultur jaringanDNA rekombinan, pengembangbiakan sel indukkloning, dan lain-lain.[3] Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]

Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain:[2]

  • Jagung tahan hama serangga
  • Kapas resisten hama serangga
  • Pepaya resisten virus
  • Enzim pemacu produksi susu pada sapi
  • Padi mengandung vitamin A
  • Pisang mengandung vaksin hepatitis

Garis waktu bioteknologi[sunting | sunting sumber]

Peragian merupakan model aplikasi awal dari bioteknologi

Jenis[sunting | sunting sumber]

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:[10]

Bir, salah satu produk bioteknologi putih konvensional.
  • Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis.[10] Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel punca untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.[10]
  • Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan.[10] Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau ragi, enzim-enzim dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.[10]
  • Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan.[10] Di bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).[10]
  • Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik.[10] Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.[11][12]

Rekayasa genetika[sunting | sunting sumber]

Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lain. Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:[2]

  1. Isolasi gen
  2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik
  3. Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru
  4. Membentuk produk organisme transgenik

Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:

  1. Melalui proses introduksi gen
  2. Melalui proses mutagenesis

Proses introduksi gen[sunting | sunting sumber]

Beberapa langkah dasar proses introduksi gen adalah:[2]

  1. Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang spesifik
  2. Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan
  3. Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang ditransformasikan
  4. Uji coba kultur tersebut di lapangan

Mutagenesis[sunting | sunting sumber]

Memodifikasi gen pada organisme tersebut dengan mengganti sekuen basa nitrogen pada DNA yang ada untuk diganti dengan basa nitrogen lain sehingga terjadi perubahan sifat pada organisme tersebut, contoh: semula sifatnya tidak tahan hama menjadi tahan hama. Agen mutagenesis ini biasanya dikenal dengan istilah mutagen. Beberapa contoh mutagen yang umum dipakai adalah sinar gamma (mutagen fisika) dan etil metana sulfonat (mutagen kimia).[5]

Human Genome Project[sunting | sunting sumber]

Human Genome Project adalah usaha internasional yang dimulai pada tahun 1990 untuk mengidentifikasi semua gen (genom) yang terdapat pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang berjumlah 24.[12] Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk menyembuhkan penyakit genetik manusia.[12]

Aplikasi atau penerapan bioteknologi[sunting | sunting sumber]

Bidang medis[sunting | sunting sumber]

Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai contoh 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien (bloodletting). Hal ini dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Pada zaman sekarang, lintah ditemukan memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung. Selain contoh tersebut, terdapat banyak aplikasi bioteknologi di bidang medis sebagai berikut.

Sel punca[sunting | sunting sumber]

Sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi.[13] Meskipun kebanyakan sel dalam tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus untuk memenuhi fungsi tertentu, sel punca selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu inilah yang membuatnya unik. Karakteristik biologis dan diferensiasi sel punca fokus pada sel punca mesenkimal.

Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari sumsum tulang untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi). Aplikasi terapeutik sel punca embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah berhasil dilakukan pada mencit.

Bidang Pertanian[sunting | sunting sumber]

Bioteknologi memiliki banyak aplikasi atau penerapan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang pertanian dan ilmu pangan. Penerapan tersebut termasuk pengembangn tanaman transgenik. Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.[14]

Berikut adalah beberapa manfaat penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian :

  • Peningkatan dalam hasil panen.
  • Mengurangi kerentanan tanaman terhadap kondisi lingkungan.
  • Meningkatnya kualitas nutrisi atau gizi pada tanaman pangan.
  • Peningkatan rasa, tekstur, atau tampilan makanan.
  • Mengurangi ketergantungan pada pupuk, pestisida, dan bahan kimia pertanian lainnya.
  • Produksi vaksin pada tanaman pangan.[15]

Berikut adalah beberapa contoh dari bioteknologi pertanian :

  • Vaksin yang digunakan dalam pencegahan penyakit, misalnya vaksin anti-limfoma yang diperoleh dari tembakau
  • Antibiotik untuk manusia dan hewan
  • Tanaman tahan pestisida
  • Tanaman tahan hama, contohnya yaitu jagung Bt
  • Bio-Fuels atau bahan bakar hayati [16]

Dalam bidang industri[sunting | sunting sumber]

Bioteknologi industri merupakan penerapan bioteknologi untuk keperluan industri seperti pencegahan polusi atau dampak terhadap lingkungan, konservasi sumber daya, atau pemrosesan dan produksi berkelanjutan produk dan bahan kimia.[17]

Bioteknologi Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Bioteknologi lingkungan adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah dan pencegahan polusi yang dapat secara lebih efisien membersihkan banyak limbah dibandingkan dengan metode konvensional dan secara signifikan mengurangi ketergantungan pada metode pembuangan berbasis lahan. Contoh dari bioteknologi lingkungan yaitu bioremediasi. Bioremdiasi adalah merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.[17]

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

 

Sistem reproduksi manusia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fertilisasi pada manusia. Sperma dan ovum bersatu melalui proses fertilisasi.

Sistem reproduksi manusia biasanya melibatkan fertilisasi internal dengan hubungan seksual. Dalam proses ini, laki-laki memasukkan penis ke dalam vagina dan berejakulasi semen yang mengandung sperma. Sebagian kecil dari sperma melewati leher rahim ke dalam rahim, kemudian ke saluran telur untuk pembuahan ovum. Hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi ovum. Setelah berhasil pembuahan, ovum dibuahi atau zigot, berjalan keluar dari tuba falopi ke rahim, di mana ia berimplan di dinding rahim. Ini merupakan tanda-tanda awal kehamilan, yang berlangsung selama sekitar sembilan bulan bagi janin untuk berkembang. Ketika janin telah berkembang ke titik tertentu, kehamilan diakhiri dengan proses persalinan, yang melibatkan tenaga kerja. Selama persalinan, otot-otot rahim berkontraksi dan melebarkan leher rahim selama berjam-jam, dan bayi melewati keluar dari vagina. Bayi manusia yang hampir tak berdaya membutuhkan pengasuhan. Bayi akan bergantung pada pengasuh mereka untuk kenyamanan, kebersihan, dan makanan. Makanan dapat diberikan melalui ASI atau susu formula.[1]

Sistem reproduksi wanita memiliki dua fungsi: untuk memproduksi sel telur, dan untuk melindungi dan memelihara janin hingga lahir. Sistem reproduksi laki-laki memiliki satu fungsi: untuk produksi dan penyimpanan sperma. Manusia memiliki tingkat diferensiasi seksual yang tertinggi. Selain perbedaan di hampir setiap organ reproduksi, ada banyak perbedaan ciri-ciri seks sekunder yang khas.

Struktur[sunting | sunting sumber]

Laki-laki[sunting | sunting sumber]

Sistem reproduksi laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki adalah serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di sekitar panggul seorang laki-laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi utama langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma untuk fertilisasi ovum.

Organ reproduksi laki-laki yang utama dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Kategori pertama memproduksi dan menyimpan sperma (spermatozoa). Hal ini diproduksi di testis, yang disimpan di skrotum yang dapat mengatur suhu; sperma yang belum matang kemudian berjalan ke epididimis untuk pengembangan dan penyimpanan. Kategori kedua adalah cairan ejakulasi yang memproduksi kelenjar, yang meliputi kelenjar Cowpervesikula seminalisprostat, dan vas deferens. Kategori terakhir adalah bagian yang digunakan untuk kopulasi dan deposisi sperma dalam wanita. Bagian yang termasuk di dalamnya adalah penisuretravas deferens.

Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh lebih besar dan berotot, suara menjadi keras, tumbuh rambut di wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan tumbuhnya jakun. Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen, terutama testosteron.

Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma. Hormon ini juga berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut wajah dan suara yang lebih dalam.

Perempuan[sunting | sunting sumber]

Sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang terletak di dalam tubuh dan di sekitar panggul perempuan, yang bertugas terhadap proses reproduksi. Sistem reproduksi wanita terdiri dari tiga bagian utama: vulva, yang mengarah ke vagina, lubang vagina, rahim; rahim, yang menahan janin yang sedang berkembang; dan ovarium. Payudara terlibat dalam tahap reproduksi pengasuhan, tetapi dalam sebagian besar klasifikasi payudara tidak dianggap sebagai bagian dari sistem reproduksi wanita.

Vagina terletak di luar vulva, meliputi labia, klitoris dan uretra. Selama hubungan seksual daerah ini dilumasi oleh lendir yang disekresikan oleh kelenjar Bartholin. Vagina melekat ke dalam rahim melalui leher rahim, sedangkan rahim melekat pada ovarium melalui tuba falopi. Masing-masing ovarium mengandung ratusan sel telur atau ovum.

Kira-kira setiap 28 hari, kelenjar pituitari melepaskan hormon yang merangsang beberapa sel telur untuk berkembang dan tumbuh. Satu ovum dilepaskan dan melewati tuba falopi ke rahim. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium membuat uterus dapat menerima ovum. Lapisan rahim, yang disebut endometrium, dan ovum tidak dibuahi adalah gudang setiap siklus melalui proses menstruasi. Jika ovum dibuahi oleh sperma, ia akan menempel pada endometrium dan membuat janin berkembang.

Reproduksi[sunting | sunting sumber]

Produksi gamet[sunting | sunting sumber]

Gamet diproduksi dalam gonad melalui sebuah proses yang dikenal sebagai gametogenesis. Hal ini terjadi ketika jenis tertentu dari sel-sel germinal menjalani meiosis untuk membagi diploid normal dengan jumlah kromosom (n=46) menjadi sel haploid yang hanya berisi 23 kromosom.[2]

Anatomi testis

Pada laki-laki, proses ini dikenal sebagai spermatogenesis, dan hanya terjadi setelah masa pubertas dalam tubulus seminiferus testis. Spermatozoa dewasa atau sperma kemudian dikirim ke epididimis, di mana mereka mendapatkan ekor, sehingga mengaktifkan motilitas. Masing-masing sel-sel germinal diploid asli atau spermatocytes primer membentuk empat gamet fungsional yang masing-masing selamanya muda.[butuh klarifikasi] Produksi dan kelangsungan hidup sperma membutuhkan suhu di bawah normal suhu tubuh inti. Skrotum, yang terletak di luar rongga tubuh, menyediakan suhu sekitar 3 °C di bawah suhu tubuh normal.

Anatomi ovarium

Pada wanita, gametogenesis dikenal sebagai oogenesis; hal ini terjadi di ovarium folikel ovarium. Proses ini tidak menghasilkan sel telur matang sampai masa pubertas. Berbeda dengan laki-laki, masing-masing sel-sel germinal diploid asli atau oosit primer akan membentuk hanya satu sel telur matang, dan tiga badan polar yang tidak mampu berbuah. Hal ini telah lama diketahui bahwa pada wanita, seperti laki-laki, semua oosit primer yang pernah ditemukan pada wanita yang akan tercipta sebelum kelahiran, dan tahap akhir dari produksi sel telur tidak akan melanjutkan sampai masa pubertas. Namun, baru-baru ini penelitian ilmiah menentang hipotesis tersebut.[3] Penelitian baru menunjukkan bahwa setidaknya beberapa spesies mamalia, oosit terus diisi ulang pada wanita setelah melahirkan.[4]

Penyakit[sunting | sunting sumber]

Seperti semua organ kompleks sistem, sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh banyak penyakit. Ada empat kategori utama dari penyakit reproduksi pada manusia, di antaranya:

Penyakit reproduksi khusus merupakan gejala penyakit dan penyakit gangguan lainnya, atau memiliki beberapa penyebab yang tidak diketahui sehingga membuat mereka sulit untuk mengklasifikasikan penyakit-penyakit tersebut. Contoh gangguan yang tidak terklasifikasi adalah penyakit Peyronie pada laki-laki dan endometriosis pada wanita. Banyak kondisi bawaan yang menyebabkan kelainan reproduksi, tetapi lebih dikenal dengan gejala lainnya. Termasuk di antaranya sindrom Turnersindrom KlinefelterCystic fibrosis, dan sindrom Bloom.[5]